Industri Dholim

Bertemu seorang yang tinggal menyepi di sebuah bukit. Dengarlah kisahnya tentang industri…

Industri adalah sistem yang dibuat untuk menciptakan barang, jasa atau apapun melebihi kebutuhan.
Industri menguras sumber daya alam dan manusia secara massif dan habis-habisan. Ia berwatak eksloitatif. Serakah.
Industri membuai orang menjadi konsumtif, gemar membeli apa pun yang tidak dibutuhkan.  Dia memikat dan mempermainkan nafsu tamak melalui iklannya yang sesat.
Maka itu industri adalah sistem yang cacat.  Cacat oleh rentetan kezaliman yang dikandungnya.

Tubuh kita, misalnya, sebenarnya tidak butuh daging sampai seperti industry harus membuat ayam siap sembelih hanya dalam waktu sebulan, lebih cepat dari usia alaminya. Itu artinya ada sekian obat hormonal yang ‘terpaksa’ harus kita telan yang lambat laun akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh normal kita membiakkan kanker dan penyimpangan lain.

Kita manusia tropis ini  sejatinya teramat cukup dengan beras dan ketela, BUKAN gandum dalam bentuk mie dan roti. Ada aspek jasmani dan mentalitas yang kita korbankan dalam sebungkus mie instan dan roti (yang sebanrnya ala barat itu), salah satu produk industri makanan.
Industri menandai  momentum teramat jelas bahwa kita sungguh serakah.
Pointnya bukan saja serakah itu buruk, tetapi sekali lagi rentetan kezaliman di dalamnya.
Ayam brolier yang dipaksa tua. Beras yang disia2 dengan dibuang kulit arinya yang berprotiin dengan cara memutihkan bulirnya. Buah impor dibeli buah sendiri ditinggal. Dsb.
Kita menjadi tidak seimbamg, serakah, merusak banyak hal demi apa yang sebenarnya tidak diperlukan.
* Industri makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, barang teknologi, industry hiburan dan sebagainya sukses menyburkan nafsu kita.

Semua hal di alam fitrahnya berada dlm keseimbangan. Ia akan terurai dengan sempurna dan tetap bermanfaat meski berubah bentuk.
Dengan kata lain alam tidak pernah meninggalkan residu atau sisa apalagi menciptakan sampah dan limbah sebagaimana industri.
Itu watak asli alam sampai kemudia datang industri yang memporakparandakan keseimbangan itu.
Industri makanan menumpuk sampah (lihat saja misalnya sisa makanan di supermarket, dan barang-barang di pabrik).
Industri hiburan mencetak pribadi teler lantaran terlalu mabuk terhibur.
Industri informasi menghasilkan sampah berita.

Kalian akan mengatakan kita tidak bisa terhindar dari memakai hasil industri.
Aku jawab: maka bacalah istigfar daripada hamdalah setiap kita pakai hasil industri.
Itu sikap moral yang tepat.
Mirip kita tidak pantas mengucapkan hamdalah seusai merokok.
Sekali lagi ada yang salah dalam industri.

Mulai sekarang setiap mau beli barang, hiburan, baca berita, menonton tv, bertanyalah dalam hati APAKAH SAYA BENAR-BENAR MEMBUTUHKANNYA.

Mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri, dari hal kecil yang bisa kita lakukan: tidak membeli buah impor, kurangi ke supermarket, tanam sayuran dan buah, manfaatkan tanah, kurangi menonton tivi, pilih hiburan yang bermanfaat mendekatkan diri ke Allah SWT.